• Diam itu emas

    Payah, itulah kesan pertama saya terhadap siapapun yang "berkicau" di depan saya...Kapan saya menyebut orang itu sedang berkicau? Saat saya tau bahwa dia sendiri sebenarnya tidak mengerti kata2 yang sudah diucapkannya...adakah orang-orang seperti itu??? banyak dan satu kata saja untuk mereka, PAYAH

    Saya ini penggertak, bukan untuk mengancam...Saya sekedar punya ingin tau sangat besar, serta cenderung menghindari hal sia-sia, dalam hal ini kesia-siaan berbicara dengan pembual, dengan orang-orang yang perkataannya sekedar pepesan kosong saja...
    Saya ini sensitif dan mudah tersinggung, tapi semakin kukenali bahwasanya sia-sia menjadi sensitif...sensitivity itu untuk orang yang tepat, orang dewasa, orang yang bisa bertanggungjawab terhadap perkataannya...Bukan orang yang menertawakan saya karena saya tersinggung dengan ucapannya tanpa mengoreksi diri, pantaskah yang diucapkannya??? Dan justru selayaknya saya menertawakan dia, ketika dia berbicara panjang lebar dengan antusiasme luar biasa, saya biasanya hanya akan jadi pendengar setia, lalu setelah dia berhenti cukup dengan ini saya meresponnya "Apa sih arti kata xxx?" dan dia hanya menjawab berputar-putar atau sekedar jawaban "tidak tau"... ah PAYAH...dan sontak sayapun hanya tersenyum lalu terdiam tanpa sedikitpun berpikir untuk terlalu menggubris kicauannya....buang-buang waktu...

    Itulah kenapa saya terlihat cenderung pendiam...saya ini sebenarnya sangat bersemangat terhadap segala sesuatu, hanya saja ketika saya menghadapi situasi dimana hanya orang-orang payah yang saya temui, saya hanya akan diam, cenderung tidak banyak berkomentar...sia-sia toh hanya akan debat kusir...perdebatan antar orang-orang yang sama-sama tidak mengerti tapi merasa paling benar...perdebatan orang-orang bodoh...

    Diam itu emas, begitu dalam arti pepatah ini...Diam itu jauh lebih baik daripada banyak bicara tapi hanya hal-hal tdk penting yang bisa menyakiti orang lain, bisa menimbulkan perselisihan dan kenegatifan lainnya...harga diri orang itu juga terlihat dari nilai perkataannya, bukan seberapa panjang dia berkata-kata...orang Jawa ngendikan "Ajining diri saka ing lathi", orang bule sana says "Silent is gold"...agama saya mengajarkan "Berbicara hal-hal manfaat", "Sebarkan ilmu walau cm se-ayat", "Jangan bercanda yang di dalamnya terdapat kebohongan ataupun menimbulkan kesalahpahaman"...

    Dalam segala hal itu ada ilmunya, termasuk dalam berbicara...

    Saya bukan orang pandai, hanya tidak ingin memperbodoh diri dalam lingkungan orang-orang bodoh...saya juga bukan orang suci yang tidak pernah khilaf dalam hidup ini, tapi saya sedang berusaha memperbaiki diri dalam segala hiruk pikuk dunia yang membosankan ini...

1 pemerhati:

  1. FajarStarlit mengatakan...

    heheeee,. bloggnya sama kayak punyak saya bu..
    tp fotonya yg beda tp posenya jg sama lho bu,, dah liat belum punya saya,.?? ni judulnya "Ketika Terlalu Banyak Bicara, Kita Lupa untuk Diam"