• Surga yang tak dirindukan

    x : *tersenyum sendiri asik dengan rasa hati*
    y : mas ga wudhu? 
    x : emmm, iya... 
    y : sudah siap jadi imam khan?
    x : eh secepat itu kah? *ke ge er an*
    y : sholat khan emang harus disegerakan? 
    x : *tersenyum malu*

    dan studio pun riuh tergelak karena adegan itu. Yap, di awal cerita ada suguhan yang cukup membuat mata-mata tegang merileks. Pasalnya, sesiapa yang membaca sinopsis film ini pasti sudah was was, bahwasanya film akan berjalan serius tegang dan penuh airmata. Tapi justru tidak, digarap dg apik, shuffling emosi begitu enak dinikmati. Sebentar saja tertawa, beberapa menit kemudian menangis, lalu menegang, mendadak tergelak, berurai airmata lagi, asik! Entah kenapa, sebenarnya aku sudah baca novelnya, aku tau detail ceritanya, tapi, hatiku tergerak untuk tetap menonton filmnya. Dan sedikit memaksa si dia untuk cap cuz ke 21 after dinner. Dan so surprising, bagus! Inti cerita yang sama, kemasan berbeda, keduanya (novel dan film) recommended ^_^


    Right after entering the studio gate...Eh, yang nonton genre seperti ini ibu-ibu pecinta sinetron, ujarnya sambil menelusur sekeliling. Yee, enggak juga, suami pecinta istrinya juga, yg mau ga mau setia jadi teman nonton, jawabku. Hahahaha! Benar saja, sepanjang film, tidak banyak komentar darinya. Dia asik menikmati film di sampingku. Sesekali melihatku, memeriksaku sambil menggodaku yang sedang terisak. Beginilah salah satu cara berbagi rasa dengan dia. Dalam anganku, terasa ideal jika kami punya hobi yg sama, bertukar pendapat dg perspektif berbeda. Tapi nyatanya tidak, palingan dia hanya akan berkata, bacaen novelnya entar ceritain ke aku, seperti itulah biasanya. Sayangnya aku tidak pandai menceritakan kembali. Hihi. Dan berjalannya waktu mempertemukan aku dengan cara ini. Berbagi lewat film. 

    Seperti arini yang belajar arti ikhlas, memelihara prasangka baik, bersyukur. Sebagaimana prasetya yang berani, bertanggung jawab dan tulus. 
    Selayaknya meirose yang rapuh tergerus pengalaman hidup, kemudian menegar dg kehadiran prasetya yang menguatkan dan arini yang meneguhkan. 
    Ini bukan cerita yang mendukung poligami kawan, ini tentang pilihan... surga yang tak dirindukan... (novel by asma nadia, film by kuntz agus, role player bella, ferdi, raline, comica kemal, tanta, dkk) 

0 pemerhati: