• Kunjungan Pertama

    4 kali dua garis. Lantas aku harus apa? Linglung. Ke dokter, yang waktunya barengan ama misua. Kapan? Pengen cepet tahu kondisinya. Sehatkah? Di tempat yang benarkah?

    Jadi parno karena banyak baca pengalaman teman-teman yang hamil anggur, yang janin ga berkembang.
    Bismillah, Sabtu siang hari.
    Maaf bu, dokternya udah selesai karena ada acara keluarga. OMG, baru jam  segini udah bubar. Oke lah next ke arah utara. Muacet total banting kiri ke tengah kota. Cuz Hermina ajah yang pasti available dokter obgyn nya. And yap, setelah memastikan dokternya ada, registrasi, timbang BB, tensi, pemeriksaan awal oleh nurse trus antre dipanggil. Di hari itu 3 dokter available. Ada dokter Prita, dokter Bambang dan dokter Fitriana. Bagian pendaftaran melihat antrian yang ada dan menawarkan dokter Fitriana. I can't say NO! Dokter siapa ajah yang penting aku segera tahu kondisi janin di dalam tubuhku.
    Sambil menunggu antrian kulihat banyak calon ibu, mostly bersama suaminya. Beberapa bersama anak-anak mereka. Hmm bahagianya ya jadi orangtua.
    Ada yang keluar dari tempat praktek setelah sekitar 10 menit di dalam, bermuka datar. Dari ruang praktek sebelahnya keluar lalu menangis. Kepo ada apakah gerangan?
    Aku cuma bisa nyolek misua, "Kok itu nangis ay? aku takut".
    Bukannya ditenangkan, dengan wajah serius misua malah bikin tambah parno, "Apa keguguran ya?"
    Ah ah sudahlah.
    Setengah jam kemudian namaku dan suami dipanggil.
    Masuk ke ruang praktek, disambut pertanyaan ada keluhan apa?? Tanya dokter sambil tersenyum
    "Saya hamil bu, 4 hari lalu testpack positif", jawab saya lugu
    "Terakhir mens kapan?"
    "Februari bu"
    Tanpa banyak tanya lagi beliau mempersilahkan saya merebahkan diri lalu diberikan lembaran seperti tissue di bagian perut bawah.
    Alat serupa stick tumpulpun digeser seputar perut bawah sampai ditemukan citra kantung hitam dengan gumpalan berkedip di dalamnya.
    "Ngikutin hasil USG saja ya, ini sudah 6 Minggu. Sudah sesuai ini karena sudah ada detak jantungnya. Itu yang berkedip-kedip. Lahirnya sekitar Desember", terangnya sumringah
    Akupun speechless.
    Kuterangkan bahwa kami sudah menanti ini selama hampir 6 tahun.
    Bu dokterpun tersenyum, memang banyak terjadi pasangan sehat tapi lama baru diberi keturunan. Ketika sudah dipasrahkan biasanya. Dan itupun yang terjadi pada kami.
    Juga mens yang cenderung telat ngebikin aku dan suami ga gitu ngeh dengan kehadiran calon anggota keluarga baru. Istilah misua sih, "Udah biasa di PHP in'. Hahaha
    "Apakah tidak perlu penguat bu?"
    "Janin yang berkualitas baik akan baik-baik saja meski dipakai beraktifitas. Tapi sebaliknya kalau kualitasnya buruk, meskipun bedrest akan gugur juga", jawabnya
    "Ibu bisa makan apa saja asal bukan durian, karena menyebabkan kontraksi. Kan ga lucu kalau belum cukup umur, kontraksi terus keluar janinnya. Kecuali nanti di usia 8 bulan. Kemudian nanas muda. Karena bersifat melunakkan daging apapun.", imbuhnya
    "Saya sempat minum obat-obatan bu karena saat mens terakhir saya jatuh sakit", kesahku
    "Dari hitungan usianya, saat itu janin belum ada. Jadi insyaAllah baik-baik saja.", ujarnya menenangkan
    Kamipun merasa senang, lega, mengetahui posisi janin benar menempel di rahim. Sirna sudah pikiran hamil anggur dll. Dibekali asam folat untuk sebulan kedepan, kamipun kembali ke rumah dengan perasaan.... WOW.

0 pemerhati: