• Sabtu bersama bapak

    Ngebaca "Sabtu bersama bapak" itu membuat saya rethinking, refeeling. Bukannya bernostalgia, namun lebih ke mengukur diri, menyesali keterlambatan, kemudian mensyukuri yang saya punyai. Dan novel Adhitya Mulya tersebut menjadi begitu dekat di hati, begitulah yang diakui penulisnya, dan saya sendiri...



    Planning is everything, sesuatu yang saya banget. Entah bawaan lahir mungkin juga didikan kondisi. Saya tumbuh jadi anak yang selalu berfikir 2 langkah dan 2 sisi. Bisa jadi tergolong yang panjang angan? Bisa jadi yang 'labil one'. Tapi begitulah cara saya menjalani hidup selama ini. Di saat orangtua lain mendikte bahwa sulung harus jadi panutan, orangtua saya sama sekali tidak melakukannya. Adalah saya sendiri yang memiliki pemikiran itu. Adalah saya sendiri yang selalu malu menjadi biasa saja. Kalau bisa being more why become so common? Itu yang membuat saya menuntut diri, terbiasa berfikir lebih jauh dari teman kebanyakan. Always planning, jarang memberi waktu rehat kepada pikiran. Karena sambil berjalannya waktu, setiap hela nafas kita dalam melalui sesuatu, selalu ada what next?

    Find someone complimentary, not supplementary...Menohok sekali. But I totally agree...meski tidak menjadi pilihan saya saat ini. Ya, pasangan yang saling melengkapi, begitu terdengar manis bukan? Tapi seringkali disalah arti. Begitupun saya juga keliru memahami. Bukan melengkapi kekurangan diri dengan kelebihan pasangan, bukan! Akan menjadi 0 values kalau seperti itu. Melainkan finding someone strong as you are, good as you are. Yang dikala melemahmu, dari kuatmu yang semestinya, dia meraihmu untuk menegar, bangkit lagi. Being stronger together, compliment every good thing of 'us'. Begitupun sebaliknya. And oops, aku pernah meragukan seseorang mengenai ini. Bodohnya aku, atau mungkin begitu bingungnya aku kala itu. No one teach me, no one guide me at that time...about this.
    Many years ago, certainly he said, I remember when you say this ukti. Wanita yang baik untuk lelaki baik, begitu juga sebaliknya. Then here I am, jauh disini berusaha menjadi pantas untuk menyandingmu. Suatu saat nanti.
    Aku tertawa saat itu, sambil menahan degub nurani. Bukan waktu yang tepat, akhi. Dan bukan wanita yang tepat. There is another woman that suits you more than me,-yang sudah terikat. Bisakah dipahami? Dan akupun lirih berdoa, berikan jodoh yang terbaik untuknya yang begitu manis padaku. Biar waktu yang menjawab, lebih tepatnya menguak. Jodoh tidak akan kemana bukan? A thing that surely already destined.
    Dan ada juga dia, yang begitu dekat di hati. So very me. I want that one, my God. I am feeling that he is the one. But again it is not the right time. Being too late, so what is it? What for? Inginkan ku lebih sabar kah? Inginkan ku lebih pasrah kah? Awaken me that it is YOU the master planner? Dan ku memilih melanjutkan yang sudah kupilih. Dan dipilih, karena tanpa campur tanganNya, kebersamaan ini tidak akan diberikan waktu bukan?

    Pasangan yang baik itu, tidak suka membuat pasangannya cemburu. Justru membuat orang lain 'cemburu' melihat pasangan kita. Beruntung sekali memiliki suami seperti itu, istri seperti itu. Hmmm, sekali lagi ini tepat sekali. After janji suci, meski mungkin dengan reasoning ala remaja-dewasa tanggung kala itu. Ya, kita harus menerima bahwa adalah keputusan kita memilih bersama dia. Dan itu yang menjadi sebab kenapa kebahagiaan pasangan adalah segalanya. Pasangan kita selalu deserves better us, best from us. Karena kebersamaan ini akhirnya untuk melangkah maju bukan? Kemajuan itu perubahan ke lebih baik. Bisakah diraih dalam kondisi berpasangan tanpa percik kebahagiaan? Non sense..

    And finally, ini hanya 3 hal yang membuat saya jatuh hati pada novel "Sabtu bersama bapak". Banyak hal lain yang jauh lebih menarik dan may be suits you all. Saya yang baru pada fase berpasangan, mungkin kalian yang sudah pada fase parenting, bakalan dapet enlightening di novel ini. Happy reading :-)

2 pemerhati:

  1. Anonim mengatakan...

    Someone Somewhere Someday..... Although in this world we aren't together.... I'll always hope to be with you Even after passed away on Heaven InsyaAllah....

  2. Mrs. Wijaya mengatakan...

    hai anonim, terimakasih sudah mampir. Sudilah kali lain meninggalkan jejak nama biar lebih friendly... ya?