"Yank?" dia tersenyum padaku. Membetulkan letak selimut yang tak sempurna membalut tubuhku. Memastikan mimpi buruk tidak datang mengganggu tenang tidurku. Lalu membuaiku dalam hangat kecup pengantar lelapku.
"Yank?" pada dini hari. Tertangkap jelas di pendengaranku, gemericik air meramaikan malam ini. Tak kujumpai sosok yang kucari. Kemanakah langkah kaki pelipur rindu hati? Baru 2 jenak hembusan nafas, engkaupun menghampiri. "Sebentar ya, mumpung PDAM-nya nyala, aku lagi menuhin tandon air. "
Tersimpulku pada gelak lalu kembali memejamkan mata.
0 pemerhati:
Posting Komentar