• Mirror

    Bercermin itu membuatku patah hati. Bukan karena aku membenci sosok yang terpantul padanya.
    Bukan juga karena bayangan yang tampak mungkin 'pencitraan' belaka.
    Bukan, samasekali bukan...

    Aku tersenyum, begitupun dia.
    Aku menangis, kulihat diapun melara.
    Aku marah, dia mengacungkan telunjuknya padaku!
    Aku jatuh bersimpuh, diapun melesu...

    Ketika aku rindu, aku bercermin...
    Heyy, dia menyambutku dengan lambaian selamat datang, dan mawarpun bermekaran...
    Namun, adakalanya dengan rindu mendendam, yang kudapati hanya...sosok angkuh berdiri disana.
    Entah menanti, tapi lebih terasa dia inginkan ku pergi.

    Bercermin, mengajariku berdamai akan rasa...
    Bahwa aku menyayangi pencerminan berupa dia...
    Namun... dia, aku, yang serupa tidak untuk menjadi senyawa...
    Sudah takdir cermin memisahkan satu menjadi dua...

2 pemerhati:

  1. Unknown mengatakan...
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  2. Mrs. Wijaya mengatakan...

    nothing needs forgiving... it is pure mirror thing